Rabu, 09 Desember 2009

AWAL dan AKHIR

Orang tua berambut pirang:
Kenalkan wahai orang tua berambut hitam. Aku adalah si tua berambut pirang. Aku datang dari tempat dimana orang-orang besar dan ternama dunia dilahirkan. Kenalkah kau dengan Descartes yang menemukan Geometri analitis, Newton yang menemukan Kalkulus, Gauss yang dapat membuktikan teorema-teorema dasar Aljabar, Reimann yang menemukan integral Riemann dan masih banyak lagi yang lain seperti Cauchy, Fermat, Michel Rolle, Brook taylor…dan..bla..bla..bla…
Orang tua berambut hitam:
Maaf orang tua berambut pirang, aku merasa tidak berkepentingan mengetahui dari mana kamu berasal dan akupun tak butuh mendengar uraian-uraianmu tentang kehebatan orang-orang di tempatmu beasal yang katamau telah mendunia. Karena semuanya biasa saja bagiku dan akan menjadi luar biasa bagiku kalau ternyata kamu adalah salah satu dari mereka yang kau sebutkan tersohor hingga seluruh dunia itu. Karena aku merasa akan menjadi orang yang begitu beruntung bisa bertemu dan menimba ilmu dari orang yang di puji seluruh dunia.
Orang tua berambut pirang:
Tetapi setidaknya kamu ikut bangga telah bertemu dengan orang yang berasal dari tempat yang sama dengan orang-orang besar itu.
Orang tua berambut hitam:
Apa yang harus aku banggakan darimu yang tak pernah memberiku sepotong, bahkan secuil kebaikan yang tak bisa menambahkan nilai lebih pada diriku. Jadi mengapa aku harus bangga padamu. Ternyata mereka yang kau sebutkan tadi juga berada di tempat yang sama denganku. Tempat dimana mereka pijakkan kaki mereka, di tempat itu juga ku pijakkan kaki ini. Tempat dimana mereka menghirup oksigen untuk bernafas dan melangsungkan hidup, di tempat itu juga aku bisa mengirup oksigen dan melangsungkan hidupku.
Orang tua berambut pirang:
Wahai orang tua berambut hitam, siapakah gerangan dirimu. Kalau boleh maka perkenalkanlah dirimu, seperti aku mengenalkan diriku padamu. Karena aku melihat tak sepantasnya engkau di sebut orang tua, sementara rambutmu masih hitam, lebat dan mengkilat, meski terlihat kerutan-kerutan di beberapa bagian wajahmu.
Orang tua berambut hitam:
Wahai orang tua berambut pirang, sesungguhnya aku adalah sama sepertimu, namun ketahuilah aku bukanlah dirimu dan bagaimana aku akan menjelaskannya kepadamu bahwa kamu juga adalah sama seperti diriku. Diriku dan dirimu adalah mimpiku dan mimpimu. Karena sebenar-benar diri kita adalah mimpi-mimpi kita.
Orang tua berambut pirang:
Jikalau sebenar-benar diriku dan dirimu adalah mimpiku dan mimpimu. Dan sebenar-benar kita adalah mimipi-mimpi kita. Maka dapat ku pastikan bahwa kau adalah penuntut, pencari, atau pemulung sepertiku.
Orang tua berambut hitam:
Baiklah. Kini saatnya aku berterus terang. Aku ingin berterus terang kepadamu. Tapi ketahuilah tidak berterus terang bukan berarti aku bohong, berterus terang juga bukan berarti aku jujur dengan sejujur-jujurnya. Aku memanglah seorang penuntut, pencari, pemulung, pengais dan apalagi istilah yang lain. Seperti Issac Newton yang terus-menerus mencari jawaban atas jatuhnya buah apel yang dilihatnya, seperti Gauss yang terus-menerus berusaha mengais dengan segenap pikirannya hingga dapat membuktikan Teorema-teorema dasar Aljabar, seperti Cauchy yang terus menerus memulung konsep-konsep limit hingga dapat menyempurnakannya menjadi lebih akurat.
Orang tua berambut pirang:
Mengapa kamu memilih untuk menenggelamkan diri pada masalah yang sebagian besar orang tidak menyukainya bahkan membencinya. Masalah yang sebagian besar orang menghujatnya, namun keseluruhan dari mereka justru yang berada pada baris pertama dan terdepan saat menikmati hasil dari sesuatu yang mereka benci dan yang mereka cemoohkan. Sungguh manusia memang kontradiksi.
Oranng tua berambut hitam:
Tanyakanlah itu pada dirimu, hatimu dan pikirkanamu sendiri. Bukankah aku sama sepertimu?
Orang tua berambut pirang:
Aku hanya ingin menemukan sesuatu yang belum pernah di temukan orang sebelumnya dan bisa digunakan sepanjang usia bumi ini dan dikenang oleh dunia selamanya. Seperti Newton yang telah menemukan kalkulus, hingga memudahkan penduduk bumi dalam menghitung berbagai aspek dalam kehidupan mereka, integral Riemann dan integral Lebesgue, logharitma oleh Al-khawarisme, Gauss dengan Dasar Aljabarnya. Yang kesemuanya sungguh sangat bermanfaat hingga kini, akan datang dan selamanya. Untuk kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi bumi. Tanpa temuan-temuan dari meraka orang-orang hebat itu mungkin kondisi penduduk bumi saat ini sama saja dengan masa Archaid, tanpa peradaban. Mereka itu adalah pahlawan sepanjang zaman.
Orang tua berambut hitam:
Akupun demikian wahai orang tua berambut pirang, aku ingin berbeda dengan yang lain. Karena aku ingin memberikan maslahat bagi ummat. Dan aku tengah berusaha sekemampuanku hingga batas maksimal dari kekuatanku. Aku ingin menjadi pahlawan seperti orang-orang yang kau sebutkan tadi. Zaman tanpa pahlawan adalah sebuah peradaban yang mandul. Karena para pahlawan menjadi symbol kekuatan sebuah peradaban, dan peradaban memberi ruang yang luas bagi munculnya para pahlawan. Hilangnya para pahlawan adalah isyarat matinya sebuah peradaban.
Orang tua berambut pirang:
Maka berakhirlah sebuah peradaban kalau tidak bisa melahirkan para pahlawan. Itukah yang kau maksud wahai orang tua berambut hitam.?
Orang tua berambut hitam:
Benar. Namun antara ucapanmu dan keinginanmu terjadi kontradiksi. Mana mungkin engkau berkeinginan menjadi pahlawan sepanjang zaman dengan mengatakan akan menemukan sesuatu yang tidak pernah ditemukan.
Ketahuilah sesungguhnya para pendahulumupun menemukan sesuatu yang baru dari Sesuatu yang sudah lama ada, namun belum bisa di temukan oleh orang lain hingga ia berusaha dari awal untuk menemukannya, dan namanya pun di kenang sampai sekarang. Begitu juga dengan dirimu, kalaupun menemukan sesuatu yang kau anggap baru, maka sesungguhnya temuanmu itupun berasal dari sesuatu yang sudah lama ada yang sejak awal jagad ini diciptakan hingga akhir nanti memang sudah ada. Karena seluruh material yang ada telah disediakan oleh yang Maha Pencipta yang menciptakan semuanya dengan hitungan yang jelas, yang Maha menjadikan sesuatu yang baru. Dan kita hanya mengolah dan mengelola yang sudah ada saja, membuatnya menjadi sesuatu yang baru.
Orang tua berambut pirang:
Bukankan yang kau sebut awal dari sesuatu itu bisa jadi merupakan sebuah akhir dari sesuatu yang lain. Dan sesuatu yang kau sebuat akhir dari sesuatu itu mewnjadi permulaan atau awal dari sesuatu yang lain juga. Karena itulah mengapa kau mengatakan hidup ini penuh dengan kontradiksi.

1 komentar:

  1. Ass..dikarenakan uraian-uraianmu itu maka aku menyaksikan dirimu berada di antara awal dan akhir. Itulah sebenar-benar filsafatmu. Maka aku juga bisa mendefinisikan bahwa baik hidupku maupun hidupmu adalah di antara awal dan akhir. Amiin

    BalasHapus