PARA PENDENGKUR
Pendengkur 1:
Hai..! pendengkur 2, kecilkan suara dengkuranmu, aku sungguh-sungguh terganggu dengan dengkuranmu itu, karena aku tidak dapat menikmati merdunya dengkuranku.
Pendengkur 2:
Hai pendengkur 2. Kau tak perlu ngoceh di dekatku, karena ocehanmu itu juga menggangu irama dengkuranku. Nikmati saja melodi dengkuranku yang syahdu.
Pendengkur 3:
Hai kalian pendengkur 1 dan pendengkur 2. tidakkah kalian sadar sesadar-sadarnya kalau perdebatan kalian itu juga telah menurunkan kualitas dengkuranku. Mengapa mesti saling menyalahkan. Mari kita mendengkur bersama-sama.
Pendengkur 1:
Aku tidak ingin mendengkur bersama siapapun. Karena bagiku para pendengkur yang lain akan mengganggu dan merusak merdunya dengkuranku.
Pendengkur 2:
Aku juga. Tidak mau dan tak sudi mendengkur bersama siapapun. Karena bagiku pendengkur yang lain akan merusak melodi dengkuranku yang syahdu.
Pendengkur 3:
Coba kalian perhatikan. Bukankah kau pendengkur 1 memiliki dengkuran yang begitu merdu. Dan kau pendengkur 2 memiliki irama dengkuran yang begitu syahdu dan aku pendengkur 3 memiliki kualitas dengkuran yang hebat. Maka mengapa kita tidak kolaborasikan saja dengkuran kita agar menghasilkan irama dengkuran yang kuat, merdu dan syahdu. Hebatkan..?
Pendengkur 1:
…????...
Pendengkur 2:
Rencana macam apa ini.
Pendengkur 3:
Hai…dengar dulu rencana ku ini. Kalau kita bertiga berkolaborasi dalam mendengkur, niscaya kita akan menghasilkan ritme dengkuran yang tiada duanya di dunia ini. Maka semua orang akan terlena dan ikut mendengkur pula. Bagaimana…?
Pendengkur 1:
Boleh juga
Pendengkur 2:
Itu artinya kita akan membuat dunia mendengkur…?
Pendengkur 3:
Tepat.! Cedas.! Brilian!
Coba kalian bayangkan betapa indahnya kalau disetiap penjuru dunia terdengar suara dengkuran. Tanpa saling mengganggu dan merusak dengkuran satu sama lain. Karena setiap dengkuran kita menghasilkan melodi dan ritme yang indah untuk dinikmati. Mari mendengkur sepuasnya…!!!
Pendengkur 1:
Khhhaaakhh,..fhiurrrr….khhhhaaaakkhhh….fhiurrrrr….
Pendenngkur 2:
Khhrooookhhh…gheerrr…khhhroookkhh…gherrrrrr….
Pendengkur 3:
Grooooogk…khuuu...grooooooogk…khuuuu...groooooooogk…
Orang tua berambut putih:
Datang membawa seember air kemudian menyiramnya tepat di wajah pendengkur 1, 2 dan 3.
Pendengkur 1, 2 dan 3:
Biuuuuur…
Khok..khok..khok.…terbatuk batuk karena kesedak air yang masuk melalui mulut mereka yang tegah menganga. Mendengkur.
Orang tua berambut putih:
Hai para pendengkur. Sudahkah engkau mengagungkan Rabb-mu malam ini..?
Hentikan dengkuran kalian itu..!. dan bersegeralah bangun mensucikan diri untuk memuji kebesarannya dan kemurahannya yang telah memberimu nikmat mendengkur.
Pendengkur 1:
Hai orang tua berambut putih. Siapakah gerangan dirimu tiba-tiba datang menyiram kami dengan seember air. Bukankah seharusnya kau juga tengah mendengkur, karena terlena dengan kolaborasi dengkuran indah kami ini.
Pendengkur 2:
Ia benar. Seharusnya saat ini kamu juga tengah mendengkur wahai orang tua berambut putih. Mengapa masih disini dan mengganggu kolaborasi dengkuran hebat kami.
Pendengkur 1:
Bukankah pendengkur 3 mengatakan kalau kolaborasi dengkuran hebat kami akan membuat dunia mendengkur dan tak ada satupun orang yang saling mengganggu dan terganggu dengan dengkuran masing-masing. Lantas mengapa masih ada juga orang yang menggagu dengkuran kami.
Pendengkur 2:
Iya,.. sebenarnya siapa engkau wahai orang tua berambut putih. Berani-beraninya menggangu kolaborasi dengkuran indah kami.
Orang tua berambut putih:
Hai para pendengkur. Meski kalian berhasil membuat dunia mendengkur dengan kolaborasi dengkuran indah dan hebat kalian, itu takkan mampu membuat mereka yang berfikir dan berakal terlena dan ikut mendengkur bersama kalian. Mereka malah bersyukur Karena dengkuran kalianlah yang mengganggu dengkurannya sehingga membuat mereka terbangun dan bersegera takbir mengangkat kedua tangannya mengagungnkan Rabb-nya.
Sekarang juga hentikan dengkuran kalian…!!! Karena para malaikat yang tengah berdzikir dan memuji kebesaran Tuhannya juga terganggu dengan dengkuran kalian itu.!
Pendengkur 1:
Hai pendengkur 3. Mengapa mengapa diam saja. Ternyata kau membodohi kami. Kalau dunia mendengkur siapa yang bakalan menikmati dengkuran hebat kami.
Pendengkur 2:
Hai pendengkur 3, Berani sekali kau membodohi kami. Kau mau kami lumatkan agar tidak bisa mendengkur sama sekali. Hah..!!!
Pendengkur 3:
Bukan…bukan begitu maksudku. Aku hanya ingin agar kalian damai dan bisa menikmati dengkuran kalian sendiri tanpa harus merasa terganggu dengan dengkuran yang lain. Dan akupun ingin menikmati dengkuranku tanpa harus mendengar perdebatan kalian itu.
Orang tua berambut putih:
Wahai para pendengkur. Mengapa kalian masih disini memperdebatkan hal yang berarti. Sucikan badanmu, angkat kedua tanganmu dan lantangkan gema takbirmu dalam keagungan Tuhan-mu, engkau akan merasakan nikmatnya dengkuran berada dalam dekapan hangat Tuhan-mu. Dkalian tidak akan saling mengganggu dan merasa terganggu dengan dengkuran satu sama lain, para malaikatpun akan menikmati dengkuran suci kalian itu.
Senin, 28 Desember 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar