Rabu, 28 April 2010

Individual Differences In Learning Math (Mengajar Untuk Gaya Belajar Yang Berbeda)

MENGAJAR UNTUK BERBAGAI GAYA BELAJAR
Tak dapat diragukan lagi bahwa setiap siswa datang dengan ciri khas mereka masing-masing dan latar belakang yang berbeda, baik itu dari segi ekonomi, sosial, budaya, skill, intelegensi maupun motivasi. Keragaman siswa tersebut merupakan suatu dimensi yang memang penting dalam pengajaran, dan keragaman tersebut secara langsung maupun tidak langsung dapat mempengruhi gaya belajar mereka dalam memecahkan tugas-tugas pembelajaran dan pemecahan masalah terutama dalam pembelajaran matematika, keragaman itulah yang membuat pengajaran menjadi lebih menantang dan menarik. Seperti yang diungkapkan Jacobsen, Eggen & Kauchak (2009: 279), mengenai gaya belajar yang juga disebut sebagai gaya kognitif perlu mendapat perhatian dari para pengajar. Dikarenakan gaya belajar masing-masing siswa yang berbeda akan berdampak pada sistem pembelajaran yang diterapkan. Pada bagian ini tentu kita dapat melihat hal-hal yang berbeda ternyata juga turut memengaruhi pengajaran. Muijs dan Reynolds (2008).Bagaimana menangani begitu banyaknya perbedaan diantara para siswa di kelas merupakan salah satu aspek yang paling kontroversial dalam pengajaran. Lebih jauh Jacobsen, Eggen & Kauchak (2009), menjelaskan, untuk menghadapi tantangan ini pengajar memerlukan beragam strategi pengajaran yang dirancang untuk mengakomodasi keragaman ini. Pendidikan multikultural berusaha untuk memberdayakan kekuatan siswa untuk membantu mereka yang datang dari latar belakang dan kemampuan yang beragam agar mencapai level yang tertinggi atau prestasi yang tinggi.
Penelitian awal perbedaan individual dalam hal kemampuan didasarkan pada teori bahwa orang memiliki suatu “kecerdasan global” yang d ianggap sebagai prediktor yang akurat untuk kinerja diberbagai pelajaran sekolah. Tetapi pandangan ini semakin banyak mendapat tantangan. Peneliltian menunjukkan, misalnya bahwa siswa-siswa dapat menunjukkan tingkat prestasi yang berbeda di pelajaran yang berbeda, sehingga menantang pandangan tentang keunggulan inteligensi global atau IQ (Gould, 1996). Hal itu yang telah menyebabkan lahirnya teori inteligensi ganda termasuk kecerdasan emosional, kecerdasan verbal, dan kecerdasan spasial (ruang) yang kesemuanya penting bagi kehidupan manusia (Gardner, 1983). Kolb (1973) mengemukakan semakin banyak yang mulai memfokuskan diri dalam gaya belajar, yang dianggap memengaruhi preferensi cara belajar orang. Misalnya sebagian siswa lebih menyukai pendekatan visual dan sebagian lainnya menyukai pendekatan verbal dalam belajar (Muijs & Reynolds, 2008).
Salah satu teori tentang perbedaan gaya belajar adalah teori yang dikemukakan Dunn and Dunn. Menurut teori ini, pelajar dapat diklasifikasikan lebih menyukai belajar visual, auditorik, atau taktil/kinestetik (Dunn dan Dunn, 1978; Benzwie, 1987). Ada yang menambahkan golongan siswa yang lebih menyukai belajar melalui tulisan, belajar secara interaktif, dan belajar olfactory atau memalui penciuman. Hodges (1994) menyebutkan perbedaan siswa deduktif dan induktif juga mendapat perhatian oleh para peneliti gaya belajar. Perbedaan terakhir yang terkadang disebutkan adalah antara siswa sekuensial dan global. Berikut penjelasannya dari Muijs dan Reynolds (2008):
a) siswa visual: paling baik dalam melihat gambar, grafik, slides, demonstrasi, film, dan lain-lain. Grafis warna-warni dapat membantu mereka menyimpan informasi. b) siswa auditorik. c) siswa kinestetik. d) siswa berorientasi- tulisan. e) siswa interaktif. f) siswa olfactori. g) siswa deduktif. h) siswa induktif. i) siswa sekuensial. j) siswa global.
Selain gaya belajar yang dikaji Dunn, dari teori belajar yang dipaparkan Kolb, oleh Litzinger dan Osif (1993) memberi kesimpulan dengan menyebut tipe-tipe siswa yang berbeda ini dengan sebutan:
Akomodator: yang lebih menyukai gaya belajar aktif. Cenderung lebih pada ke intuisi daripada logika dan senang menghubungkan belajar dengan makna dan pengalaman pribadi. Lebih menyukai situasi yang riil seperti matematika realistik dan tidak terlalu senang menganalisa seperti analisis atau pembuktian rumus dalam matematika. Untuk siswa tipe ini, pengajar disarankan untuk mendorong penemuan mandiri dan membiarkan mereka berpartisipasi aktif dalam pembelajarannya. Aspek interpersonal penting bagi akomodator. Jadi mereka cenderung menikmati belajar kooperatif dan kerja kelompok.
Asimilator: menyukai penemuan pengetahuan yang akurat dan terorganisasi serta cenderung menghormati pandangan orang-orang yang dianggapnya pakar dalam hal itu. Siswa seperti ini berfikir secara logis dan lebih menyukai ide-ide abstrak seperti memecahkan atau menganalisis data, rumus- rumus dan ilmu logika dan penelitian mandiri. Logika dianggap lebih penting dari pada praktis. Mereka lebih menyukai gaya belajar seperti perkuliahan atau latihan-latihan yang disiapkan dengan cara seksama yang akan mereka ikuti dengan tekun.
Konverger: terutama tertarik pada relevansi informasi. Mereka ingin memahami secara terinci bagaimana suatu bekerja, sehingga mereka dapat mempraktikkannya sendiri. Pelajar tipe ini lebih menyukai informasi teknis dan tidak terlalu tertarik dengan isu-isu sosial dan interpersonal. Pelajaran yang cocok untuk mereka adalah pelajaran yanng interaktif, dan akan ada gunanya mereka diberikan masalah-masalah riil untuk dieksplorasi.
Diverger: terutama tertari pada aspek mengapa dari sebuah sistem. Mereka suka menalar berdasarkan informasi yang specifik dan kongkrit dan mengeksplorasi apa yang dapat ditawarkan sistem. Siswa tipe ini senang menggunakan imajinasi pada saat menyelesaikan masalah, menikmati belajar yang self-directed dan suka belajar mandiri, simulasi , bermain peran dalam matematika mungkin lebih cocok dalam maslah yang bersifat open ended. Informasi harusnya disuguhkan pada mereka secara terinci dan sisitematik.
Guilford (Suryabrata, 2010: 165) juga memasukkan konvergen dan divergen sebagai faktor yang mempengaruhi dimensi intelektual dari tiga dimensi pokok yang mencakup bakat. Mendapati kenyataan bahwa setiap siswa memiliki perbedaan dalam gaya belajar maupun kemampuan, menuntut para pengajar untuk bisa menangani perbedaan tersebut karena perbedaan tersebut dapat memengaruhi praktik pengajaran di kelas. pengajar dapat menggunakan cara yang direkomendasikan Muijs dan Renolds (2008) dalam menangani perbedaan siswa di kelas.
Seleksi: metode tradisional yang dapat digunakan untuk menghadapi kenyataan bahwa siswa memiliki kemampuan yang berbeda, yakni dengan melakukan seleksi. Ide ini didasari oleh pandangan bahwa kemampan siswa bersifat unidimensional dan sekaligus tetap. Semakin jelas sekarang bahwa kecerdasan adalah sebuah konsep multidimensional.
Streaming: adalah sebuah prosedur dimana siswa dipisahkan ke berbagai kelas yang berbeda sesuai kemampuannya di sekolah. Meskipun secara teoritik streaming dirancang untuk mengajar siswa sesuai tingkat kemampuannya, pada praktiknya cara ini akan semakin memperlebar kesenjangan antara strem yang tinggi dan rendah, sehingga akan memunculkan isu keadilan.
Setting: berlawanan dengan streaming, di dalam setting siswa ditempat ke kelompok-kelompok “berkemampuan sama” dari pelajaran ke pelajaran. Di dalam Setting siswa diakui keberadaan tingkatannya diberbagai macam pelajaran yang berbeda. Jadi tergantung hasil-hasil yang diperolehnya, seorang siswa dapat berada di kelompok teratas pada pelajaran matematika dan di kelompok rendah dalam pelajaran yang lain.
Jacobsen, Eggen & Kauchak (2009) menyimpulkan, siswa merupakan individu-individu yang kompleks dan beraneka ragam yang perlu diperlakukan dengan sensitivitas dan diajar dengan berbagai macam metode. Muijs dan Reynold (2008: 298), dari berbagai metode, sistem, maupun pendekatan cara mengajar pada siswa yang memiliki perbedaan dalam gaya belajar metode setting dapat membuat pengajaran lebih mudah, karena perampingan rentang kemampuan di pelajaran akan membuat pengajar tidak banyak mengalami kesulitan untuk menetapkan tingkat kesulitan yanng tepat untuk pelajaran yang diampunya.
Disisi lain, meskipun konsep ini sering dikemukakan, tetapi apa yang dimaksud denga gaya belajar tidak selalu jelas. Untuk membantu para pengajar agar dapat membedakan perbedaan gaya belajar siswa sehingga dapat memberikan perlakuan pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan atau gaya belajar mereka. Maka berikut beberapa teori gaya belajar dari para ahli. Teori gaya belajar Kolb
Salah satu teori gaya belajar yang paling jelas penguraiannya adalah teori kolb (1995), yang mengatakan bahwa gaya belajar dapat diperingkat disepanjang kontinum mulai dari:
1. Pengalaman kongkret yang terlibat dalam sebuah pengalaman baru, melalui
2. Obsevasi reflektif (mengamati orang lain atau mengembangkan pengalaman sendiri), dan
3. Konseptualisasi abstrak (menciptakan teori untuk menjelaskan observasi), untuk melakukan
4. Eksperimentasi aktif (dengan menggunakan berbagai teori untuk mengambil masalah dan menngambil keputusan)
Teori-teori belajar yang lebih mutakhir mengkonseptualisasikan gaya-gaya ini sebagai gaya yang lebih disukai dan lebih dipercaya oleh pelajar, Muijs dan Reynold (2008) menyimpulkan, oleh sebab itu kebanyakan dari para siswa lebih menyukai salah satu dari keempat gaya di atas. Litzinger dan Osif (1993) menyebut tipe-tipe pelajar yang bebeda


Daftar pustaka:
Jacobsen, D.A, Eggen,P., & Kauchak, D. (2009). Methods for Teaching; metode-metode pengajaran meningkatkan belajar siswa TK-SMA. Yogyakarta: Pustaka pelajar. 278-283.
Muijs, D. And Reynolds, D. (2008). Effective Teaching; Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 291-300.
Suryabrata Sumadi. (2010). Psikologi pendidikan. Jakarta: Raja grafindo Persada. 159- 165.
Shumway, R.J. (1980). Research In Mathematics Education. Ohio State University.

Rabu, 07 April 2010

melejitkan potensi diri dengan memotivasi jiwa

Olah dan rangkai potensi menjadi prestasi
Siapkan diri, fokuskan akal dan pikiran
Gunakan otak kanan dan kiri untuk memasuki petualangan mendebarkan
Gunakan semua otak untuk mencapai tujuan
(Solikhin Abu Izzuddin: 2009 )

Haidst Rasulullah. Saw, yang artinya:
“Barangsiapa yang mengenal dirinya sesungguhnya ia telah mengenal Tuhannya.”
Berangkat dari hadist di atas. Timbul pertanyaan:
1. Apakah kita benar-benar telah mengenal diri kita sendiri?
2. Lalu bagaimana cara mengenal diri sendiri?
Tentu ada beragam jawaban yang akan didapatkan seputar pertanyaan di atas. Esensinya, mengenal diri sendiri bukan hanya mengenal diri secara fisiknya saja seperti mengenal nama, alamat, tanggal lahir, orang tua, jumlah saudara dan sebagainya, namun mengenali diri secara psikologi justru itu yang terpenting. Mengenali diri berarti menilai diri sejauh mana kita mengetahui hal-hal yang terkait dengan pribadi kita baik dari segi zahirnya maupun batin. Fenomena sekarang justru kebanyakan generasi muda tidak sepenuhnya mengenal diri sendiri bahkan yang lebih parah justru tidak mengenal diri sendiri sama sekali. Na’udzubillah...
Usia remaja dari 12-20 tahun atau yang disebut juga oleh Ericson pakar psikologi perkembangan sebagai tahapan endolesen merupakan usia yang rentan karena pada dasarnya pada usia ini kebanyakan mereka belum sepenuhnya mengenali diri sendiri. Pada pase perkembangan inilah terjadi puncak pencarian identitas diri mereka berjuang menemukan siapa dirinya. Sehingga masa remaja terkadang disebut sebagai masa pencarian jati diri.

Matta (2004) membantu kita dalam menguraikan makna dari mengenali diri yang ia sebut sebagai menilai diri sendiri, seperti yang ia katakan. Menilai diri sendiri adalah seni yang paling rumit dalam keterampilan jiwa yang dimiliki seseorang. Dan tidak semua orang mau mengasah jiwanya untuk terampil hingga dapat menilai sisi sisi positif dan negatif pada dirinya sendiri.
Untuk menemukan jati diri remaja cenderung akan mencari sosok yang dapat mereka kagumi atau yang mereka idolakan untuk dijadikan sebagai panutan. Tentunya yang dikhawatirkan adalah remaja yang salah dalam memilih idola sebagai panutan dan lahirlah generasi beo inilah yang disebut sebagai krisi jati diri yang dapat membahayakan. Jika sudah banyak generasi muda yang mengalami penyakit krisis jati diri atau bahkan tidak mengenali diri mereka sendiri maka ucapkanlah innalillahiwainna ilaihiraji’un terhadap peradaban ini. Karena itu merupakan pertanda kehancuran dari sebuah peradaban.

Lantas bagaimana dengan generasi muslim kita?.
Peradaban Islam kita.?

Temukan jawabannya pada kedalaman hati kita masing-masing.! Bagadav Gita membantu kita menemukan jawabannya dengan mengatakan bahwa manusia dibentuk dari keyakinannya, apa yang ia yakini itulah dia. Selaras dengan hadis Rasulullah yang artinya “Sesungguhnya Allah itu akan berlaku seperti sangkaan hambanya”. Ketika kita yakin pada diri sendiri dengan kemampuan yang dimiliki, dengan sendirinya sepirit kesuksesan akan tertanam dalam jiwa. Begitu pula sebaliknya. Walt Disney menambahkan, jika anda dapat memimpikannya anda pun dapat melakukannya. Maka, kata koncinya adalah yakin atas potensi yang diberikan Allah pada diri kita, lakukan yang terbaik untuk menggalinya dan berikan yang terbaik ketika mengasahnya.
Lalu tanyakan kembali keyakinan anda.! Sejauh mana anda meyakini potensi anda?.

Ada rambu-rambu yang diberikan Matta (2004) yang perlu diperhatikan ketika potensi yang dimiliki telah diketahui yakni berhati-hati dalam melakukan identifikasi diri. Jangan melakukan identifikasi diri yang salah dan jangan menilai diri sendiri melampaui kadarnya yang objektif. Kita dapat belajar dari cara para khalifah zaman Abbasiyah menilai diri mereka. Mereka mengatakan:
“Saya tidak pernah bangga pada setiap prestasi yang saya capai, tapi yang sebenarnya tidak saya rencanakan. Tetapi saya juga tidak menyesali setiap kegagalan yang saya alami, selama saya sudah merencanakan semuanya dengan baik sebelum melakukannya”
Hal yang perlu digaris bawahi dalam ungkapan para khalifah zaman Abbasiyah di atas adalah merencanakan semuanya dengan baik sebelum melakukannya. Tepat jika Jack Trout mengatakan “Tak ada satupun orang yang akan mengikuti anda jika anda tidak tahu kemana harus melangkah”. Untuk mengetahui kemana harus melangkah tentu dibutuhkan alat yang dapat membantu kita agar dapat sampai pada tujuan dan hal yang paling urgen adalah mempersiapkan diri serta menguatkan motivasi sebelum melangkah. Mengetahui arah tujuan kemana dengan jelas serta menggunakan alat-alat bantu yang dipersiapkan seperti peta dan kompas agar tidak tersesat ditengah perjalanan dan selamat sampai tujuan, dan tentunya dengan bekal motivasi yang kuat. Untuk menyelamatkan hambanya dari ketersesatan jauh sebelumnya Allah telah menyiapkan petanya yakni Al-Qur’an dan Rasulullah memberikan kompasnya berupa hadist dan tugas kitalah menyiapkan bekal sebanyak-banyaknya.

Orientasi perjalanan seorang mukmin di dunia ini tentunya adalah untuk kehidupan setelah matinya. Oleh karena itu kontrol dan evaluasilah diri (muhasabah). Ustaz Annis Matta dalam buku Mencari Pahlawan Indonesia mengatakan orang yang cerdas adalah orang yang selalu mengoreksi dirinya dan beramal untuk bekal sesudah mati. Karena hidup ini begitu singkat, oleh karena itu wahai generasi muda janganlah membuatnya menjadi semakin singkat dengan melakukan sesuatu yang sia-sia. Gunakan kesempatanmu untuk melakukan hal-hal yang bermanfaat bagi ummat, kerahkan segenap kemampuamu untuk memberikan yang terbaik bagi ummat. Sesungguhnya setiap kita berpotensi menjadi sempurna, karena Allah telah membekali dengan akal dan ilmu. Dengan bekal itulah kita dapat melejitkan potensi yang kita miliki kemudian menggiringnya menuju batas maksimum dari momentum kehidupan kita agar kita menjadi manusia yang sempurna.

Manakah yang anda pilih menjadi orang biasa, ataukah menjadi sempurna?
Tidak ada manusia yang sempurna, memang itu kenyataannya. Yusuf Qardhawi menjelaskan, kesempurnaan itu ukurannya tidak bersifat kuantitatif namun bersifat psikologis tertentu yang dirasakan seseorang dari suatu proses maksimalisasi penggunaan potensi diri, dimana seseorang memasuki keadaan yang oleh Al-Qur’sn disebut menjelang putus asa. Ukuran kesempurnaan adalah batas maksimum dari kemampuan setiap individu untuk berkembang. Maka, bergerak menuju kesempurnaan adalah bergerak menuju batas maksimum itu.

Masalahnya disini tidak banyak orang yang mau memaksimalkan potensinya karena tak sanggup menjadi sempurna padahal ia mampu melakukannya. Abu Tamam seorang penyair Arab mengatakan, tidak ada aib yang aku temukan dalam diri seorang manusia, melebihi aib orang yang sanggup menjadi sempurna, namun tidak mau menjadi sempurna.
Jika semua generasi muslim memilih menjadi orang biasa saja, yang hidupnya lebih santai bahkan nyaris tanpa beban, tanpa sorotan, tanpa stres, tanpa depresi. Lantas siapa yang akan menggerakkan peradaban, melakukan perombakan, mewujudkan perubahan?
Sebagai renungan, ustaz Annis Matta memberikan perincian mengenai orang biasa dan yang luar biasa.

Menjadi Orang biasa: merupakan godaan bagi mereka yang berpotensi menjadi luar biasa. Inilah yang membuat air kecemerlangan dalam dirinya hanya keluar dan kemudian tergenang. Dan dimanapun ada genangan air, di situ selalu ada kemungkinan pembusukan. Air itu tidak menggelombang maka tidak ada debur kehebatan dalam dirinya. Air itu tergenang teduh dan dalam keteduhannya ia tersedot oleh cahaya matahari kehidupan. Maka ia mengering dan habis. Atau ia terkotori oleh sampah yang terbuang dalam genangan itu, maka ia mengeruh dan kemudian membusuk.
Menjadi yang luar biasa (pahlawan): mereka adalah sungai yang mengalir deras atau air yang menggelombang dahsyat. Semua potensi dalam dirinya keluar satu persatu. Semua kehebatan dirinya menggelora ke permukaan bagai gelombang. Semua gelombang (potensi) dalam dirinya bertiup kencang bagai badai. Ia menantang kehidupan, maka ia mengukir sejarah sebab sejarah adalah catatan petualangan hidup. Ia mengejar dan menangkap takdirnya, maka ia mendapatkan mahkotanya.
Sekarang.
Pilihan ada di tangan anda..!

motivasi dari sahabat-sahabatku.

Mereka yang sempurna dan mulia
Adalah mereka yang diharapkan kebaikannya
Orang merasa anam dari keburukannya
Yang selalu memberi manfaat buat orang lain
Dan menjauhkan orang lain
Dari keburukan prilakunya
Kami mendoakanmu
Semoga engkaulah itu


Para pemburu syurga..
Tidak akan berhenti pada tahap mimpi
Ada asa yang harus diwujudkan
Ada pngorbanan yang harus dikeluarkan
Dan,..
Ada karya nyata yang harus dipersembahkan
Keindahan perjuangan adalah ketika kita menyadari
Akan beratnya perjuangan
Lalu,..
Menorehnya dengan pena kesabaran
Dalam lembar-lembar keikhlasan

Selasa, 29 Desember 2009

Aku Untuk Mereka

J. Aku untuk mereka.
Usiaku kini telah lebih dari seperlima abad. Orang bilang masih usia produktif. Entah produktif dari segi apa. Tapi aku mengartikannya sebagai produktif untuk berkarya dan melakukan hal-hal baru dan bermanfaat untuk hidupku. Memikirkan hal itu, aku menjadi lebih bersemangat.
Aku jadi ingat ketika dimana aku sepuluh tahun yang lalu: adalah seorang gadis kecil yang periang, lincah dan mandiri. Meski tak tinggal bersama kedua orang tua dan saudara-saudaraku, aku tetap menyayangi mereka, karena ikatan darah dan batin yang begitu kuat ini telah menjeratku untuk tetap menyayangi mereka, kapapun dan dimanapun aku berada. Aku telah terlatih untuk pisah dengan mereka, dan itu yang membuat hidupku menjadi lebih mandiri. Berbagai macam usaha telah kulakoni, mulai dari menjual es, jajanan rinngan, menjual telur ayam, hingga mengantarkan barang dagangan ke kios-kios di sekitar daerah tempat tinggalku, bukan hanya sekedar untuk mendapatkan receh tambahan akan tetapi tak lebih karena aku senang melakoninya. Oran tua asuhku bukannya tidak menyayangiku, malah mereka sangat mencintaiku seperti anak mereka sendiri. Mereka membiarkanku melakukan semua kegiatan itu semata-mata untuk memlatih ku agar menjadi gadis yang lebih mandiri.
Dan aku sepuluh tahun terakhir ini., adalah seorang gadis yang tumbuh dengan penuh kasih sayang dari orang-orang disekitarnya. Baik itu orang tua, saudara , sahabat. Aku bersyukur bisa hidup lebih layak bila dibanding dengan orang-orang yang hidup tanpa kasih sayang dari siapapun. Sikap supel dan periangku menjadi modal utamaku dalam menggaet teman sebanyak-banyaknya.
Berteman dengan orang-orang yang penuh semangat, dan girrah tinggi dalam ilmu membuatku tumbuh menjadi gadis yang haus akan ilmu. Tak salah kalau bijak bestari mengatakan.
” Bergaul dengan orang-orang yang alim bagai mendekati taman bunga. Meskipun engkau tak mampu memetik bunganya, namun bau harumnya dapat engkau cium.”
Subahanallah...girah mereka yang begitu tinggi terhadap ilmu, membuatku terseret dalam semangat dan girah mereka pula.
Tak peduli dengan ekonomi keluarga yang pas-pasan, namun dengan keyakinan bahwa, rizkinya orang yang menuntut ilmu itu benar-benar telah dijamin Allah SWT, maka dengan Bismillah,.. aku melangkah mengejar impian dan cita-citaku untuk agama dan bangsaku.
Berapa pulau telah ku langkahi, akan kah aku kembali dengan otak kosong dan tangan hammpa.???.
Tidak.. tidak akan...
Aku berani melangkah sekian jauh, berarti aku harus menebusnya dengan dengan membawa ilmu sebanyak-banyaknya. Bukankah ilmu itu tidak hanya tertera dalam lembar kertas saja.?
Aku sepuluh tahun mendatang: akan menjadi seorang istri yang taat pada suaminya selama aku dibawanya dalam ketaatan pada-Nya, yang akan menjunjung tinggi harkat, martabat dan kehormatannya sebagai sang kepala keluarga karena dialah yang utama, istri yang kan selalu mendampingi dalam setiap tahap perjuangannya. Istri yang bersabar hati terus menyemangati dan mendampingi perjuangan suami bersama-sama mendidik putra-putri dan buah hati untuk terus taat pada ilahi, menjunjung tinggi ajaran Rabbani. Aku kan menjadi teman dan sahabat untuk putra-putri tercinta, yang kan selalu mendampingi setiap fase pertumbuhan dan prestasinya. Menjadi ratu dan permaisuri setia untuk raja hati yangyang bijaksana. Menantu yang berbakti pada mertua. Warga yang baik bagi pak RT-Lurah-Camat-bupati-gubernur dan presidennya, he..he..he..
Insyaallah aku nanti menjadi pendidik yang mengedepankan anak-anak didiknya. Intinya aku akan menjadi seorang perempuan yang terus berusaha menebarkan kebaikan dan kemaslahatan bagi semua. Membuat diri lebih bermanfaat, menjadi wanita yang mulia dan sempurna yang terus bergerak maju menuju titik maksimumnya.

wanita yang sempurna dan mulia
adalah wanita yang diharapkan kebaikannya
dan orang merasa aman dari keburukannya
yang selalu memberi manfaat bagi orang lain
dan..
menjauhkan orang lain dari keburukan prilakunya
yang penghuni langit dan bumi
memujinya..
menyayanginya
mendo’akannya
dan,..
mengharapkannya


Semoga apa yang menjadi impian ini akan terwujud dalam nyata, karena Rabb-ku pasti akan memberikan kemudahan dalam menjalaninya, aku berdoa dan berdoa dan terus berupaya agar menjadi nyata.

Rabbi auzi’ni an asykura ni’mataka allati an’amta ‘alaiyya wa ‘alaa waalidayya wa an a’mala saalihan tardhahu wa aslihlii fii zurriyatii inni tubtu ilaika wa inni minal muslimiin: (Yaa Rabbi,..berilah hamba petunjuk agar hamba dapat mensyukuri nikmat-Mu, yang telah Engkau limpahkan kepadaku dan kepada kedua orang tuaku, agar aku dapat berbuat kebajikan yang Engkau Ridhai, dan berilah hamba kebaikan yang akan terus mengalir sampai kepada anak cucu hamba, sungguh hamba bertaubat kepada-Mu, dan sungguh hamba termasuk orang muslim)

Harapan dan doa..

I. Hope ( Harapan )
Semua makhluk di dunia ini tercipta berpasang-pasang.
Ada laki-laki dan perempuan, ada bulan dan bintang, ada siang dan ada malam,
Ah,.. ada-ada aja,..
Bagi kamu-kamu para jombloers sejati,.. jangan sedih kalau sampai sekarang kamu belum menemukan pasangan sejatimu yakin aja deh,.. sejatinya kamu punya pasangan kok,.. . tapi,.. belum ditemukan aja. Kudu sabar yah,..!!!
Mencari jodoh gak sesulit seperti mencari jarum di tumpukan jerami kok,..maca cih,..!!!
Aku jadi teringat dengan percakapanku bersama salah seorang sahabat mengenai jodoh,..mau tahu bagaimana ,..? begini nih,..!!!
Friend : “ Wy,.. bagaimana pendapatmu tentang jodoh,..? “
( salah alamat bu,.. nanyaknya bukan ke anak kecil,…)
Daku : “ Em,..mm..mm..jo-doh,..??? yah,.. jodoh. Jodoh adalah pasangan hidup yang akan mendampingi kita, menemani kita dan mengisi hari-hari kita dan dia merupakan bagian dari hidup dan mati kita tentunya., ialah seseorang yang telah di tentukan Allah sebelumnya, dulu ketika kita belum tercipta. Kalau bahasa Lombok-nya soulmate”
( cieee,.. dalem banget jawabannya. Kayak orang yang udah nemu ma jodohnya aja. )
Friend : “ Bagaimana dengan pernyataan yang menyatakan kalau jodoh itu ada di tangan Tuhan,..? “
Daku : “ Setuju,..!!! kalau jodoh itu ada di tangan pak RT susah juga kan.? Masalahnya stock perawan dan bujang di kampung kan limit,.. takutnya nanti banyak yang gak kebagian…he,..he,.. ( ngaco’ nih orang !! ). Maksud aku gini,..jodoh di tangan Tuhan, itu berarti Tuhan akan memberikan jodoh pada hambanya yang berani meminta dan mengambilnya ( yang gentle,..maksudnya,..? ). Nah,..kalau seorang hamba menginginkan agar jodahnya cepat datang, jangan beraninya hanya minta-minta doang,..kalau kamu berani meminta berani juga dong untuk mengambilnya.
Artinya Tuhan ingin melihat usaha dan upaya hambanya. Jangan mentang-mentang jodoh ada di tangan Tuhan, terus sebagai hamba hanya duduk dan berpangku tangan atau bahkan hanya duduk ongkang-ongkang kaki saja menunggu jodohnya..?! idih sombong banget,..siapa elo..,? kalau kamu tidak mencari dan mengambil jodoh kamu sendiri, maka jodoh kamu itu tetap berada di tangan Tuhan. Betul gak,..?
Tentu kita familiar sekali dengan nasehat orang tua yang ini nih,..
“ jodoh, rizki ama mati itu urusan Tuhan,..udah,.. gak perlu di pikirkan,..”
pertanyaannya disini,.. terus urusan manusia apa,..? apa iya hanya duduk, berdo’a dan berharap agar semua lancar-lancar saja,..?.
salah dung,..!!!. selain do’a, ikhtiar itu wajib ada.
“ gak perlu dipikirkan.. “mungkin maksudnya disini, kita tak perlu menggunakan segenap pikiran kita hanya untuk urusan itu-itu saja dan mengabaikan urusan lain yang lebih penting. Biarkan saja mengalir apa adanya setelah kita berupaya dengan maksimal. Toh,..Allah juga yang memutuskan semuanya. Yakin aja,..kalau Allah selalu memberikan yang terbaik bagi hambanya.
“Orang baik itu untuk orang baik, pemuda saleh untuk wanita yang salehah, wanita penzina untuk lelaki penzina pula. “ bukankah itu yang dijanjikan Allah dalam Firmannya…?
Tinggal kita yang memilih apakah ingin pasangan yang baik atau buruk, saleh atau salah,..? namun sebelumnya bertanyalah pada diri sendiri, sudah baikkah kita jika menginginkan orang yang baik sebagai pendamping kita,..?. sudah salehkah kita ketika kita menginginkan orang saleh sebagai teman hidup kita,..? ( kirimkan jawaban anda melalui no telpon 244342 bebas pulsa…!!! Ayo buruan,,,!!! Mumpung masih hidup…!!! )
Setiap manusia normal tentunya mempunyai segudang harapan. Orang sakit atau sinting sekalipun masih mempunyai harapan, paling tidak harapan untuk sembuh..hi,..hi,.. namun berbeda dengan orang yang sedang gundah-gulana, tentu ia hanya mempunyai harap-harap cemas,.. ( ngaco mulu nih orang.. )
Begitu juga halnya dengan diriku. Sebagai manusia normal zahir dan bathin.. Insyaallah, aku juga mempunyai banyak sekali harapan dan semoga apa yang selama ini diharapkan dapat terwujud dan terkabulkan tidak hanya menjadi sebuah harap-harap cemas dalam hidup ini. Semua harapan-harapan ini terkumpul dalam sebuah harapan singkat dan harap maklum , seperti :
- Aku ingin mempunyai seorang imam yang dewasa, yang bisa menyikapi sikap kekanakanku. teman hidup yang tegas, yang bisa mengimbangi kelalaianku. seorang pendamping yang bijaksana, yang bisa mengerti dan memahamiku apa adanya. Seorang kekasih yang menyayangiku sepenuh hati, yang di pundaknyalah tempatku bersandar dari segala rasa yang mendera , yang mana di dadanyalah ku rebahkan kepala menumpahkan kegelisahan jiwa. Dengan tangannyalah aku dibimbing dan dilindungi penuh kasih dan cinta.
- Aku ingin mempunyai Rumah Cinta. Rumah yang di dalamnya dipenuhi oleh rasa cinta kasih penghuninya, rumah tempat berlindung dan memberi rasa aman jika memasukinya, rumah yang menjadi ladang jihad bagi anggotanya, rumah yang di dalamnya dipimpim oleh seorang imam yang berwibawa dan bijaksana, imam yang begitu mencintai dan mengayomi semua makmumnya.
- Aku ingin menjadi makmum yang setia menemani imamnya, yang selalu membuat senang hatinya, tenang perasaannya. Menjadi pendamping yang menerima teman hidup apa adanya. Menjadi seorang permaisuri sejati bagi raja hatinya. Menjadi isteri yang ikhlas berbakti dengan sepenuh jiwa.
Rabbana hablana min azwajina wa zurriyatina qurrata a’yun waja’alna lil muttaqina imama … ( amin,.. ya Robbal ‘alamin )

Bagaimana semestinya

H. Bagaimana semestinya
Kalau bicara bagaimana semestinya kita hidup di dunia ini, jawabannya simple aja,.. hiduplah sewajarnya orang hidup deh,..gak usah neko-neko.
Yang jadi anak berlakulah seperti anak, yang jadi ibu bersikaplah selayaknya seorang ibu, yang menjadi orang tua atau mertua berbuatlah sewajarnya orang tua, dan yang menjadi pemimpin, rakyat, pejabat, masyarakat disemua bidang profesi, hiduplah sewajarnya saja dan jangan biarkan hidup ini berlalu dengan sia-sia, manfaatkan dan isi dengan sesuatu yang fositif. Agar hidup menjadi lebih bermakna dan berharga, Gimana,..?

Jadikan hidupmu lebih hidup. Enjoy aja,..!!!
Suatu waktu pernah aku membaca sebuah cerita hikmah yang intinya seperti ini :
Seorang guru besar di sebuah perguruan tinggi ternama memberikan materi kuliah pada mahasiswanya. Ketika memasuki ruang kuliah professor itu tidak membawa secarik kertas pun, kemudian ia memerintahkan mahasiswanya untuk mengambilkanya sebuah ember, beberapa buah batu yang cukup besar di tambah kerikil-kerikil dan pasir. Setelah semuanya tersedia,sang professor meminta semua mahasiswanya untuk memperhatikan kegiatan yang ia lakukan di depan kelas. Kemudian sang professor memasukkan batu yang besar terlebih dahulu ke dalam ember itu kemudian disusul dengan kerikil baru kemudian ia memasukkan pasir. Setelah semua material dimasukkan ke dalam ember, professor meminta mahasiswanya untuk menganalisa makna yang tersirat dalam kegiatannya tadi.
Dan setiap mahasiswa tentu memiliki penilaian yang berbeda-beda tentang kegiatan yang dilakukan sang profesor tadi. Tapi tak satupun dari jawaban mereka yang memuaskan hati professor. Untuk menjawab rasa keingin tahuan mahasiswanya, sang guru besar akhirnya menjelaskan makna dari kegiatan yang dilakukannya tadi.
“yang pertama ku masukkan tadi adalah bebatuan yang besar disusul dengan kerikil kemudian pasir, ternyata ember kecil ini bisa menampung semuanya. Coba bayangkan bagaimana jadinya kalau yang pertama kali kumasukkan adalah pasir kemudian kerikil baru kemudian batu yang besar, apakah semua material ini bisa ditampung oleh ember kecil ini,..?” Tanya professor melihat mahasiswanya yang mulai memahaminya.
“ Jadi,..makna filosofinya disini yaitu, hidup manusia di ibaratkan seperti sebuah ember atau baki kosong ketika terlahir kedunia ini dan kita di berikan kebebasan untuk memilih cara hidup kita masing-masing, akankah kita mengisi hidup ini dengan hal-hal kecil atau sepele terlebih dahulu atau sebaliknya. Maka beruntunglah bagi orang yang memilih untuk mengisi hidupnya dengan hal-hal yang besar dan luar biasa terlebih dahulu, karena yakin saja niscaya hidupnya tidak akan sia-sia dan waktunya tidak terbuang percuma. Dan celakalah bagi mereka yang mengisi hidupnya dengan hal-hal kecil dan remeh, karena hidupnya penuh dengan kesia-siaan, sebelum ia melakukan hal yang besar dalam hidupnya ia telah mati duluan karena umur yang tidak cukup dan waktu terbuang dengan percuma.

Nah,..gak bangetkan kalau hidup hanya untuk melakukan hal remeh, sepele dan percuma yang gak ada gunanya….idiiih,.. ogah deh,…!!!.

Hidup ini sudah singkat
Maka
Jangan membuatnya menjadi lebih singkat lagi
Dengan sesuatu yang sia-sia

Dream..

G. Dream bu,..
Orang pintar bilang ; Hidup tak akan berarti tanpa mimpi-mimpi.
Kalau Orang cerdas bilang : Tidur tidak akan nyenyak tanpa mimpi indah.
Mana yang bener nih,..:-(…?!?
Kalau kamu ngerasa jadi ” orang pintar “ ( paranormal maksyudnya,..? ) pasti kamu bisa mengartikan makna yang tersirat maupun yang tercirat dalam kalimat pendek itu.
Bener juga cih,..!!!
Percuma hidup tanpa mimpi-mimpi. Bukankah tujuan kita hidup di dunia ini untuk bermimpi dan mewujudkan semua mimpi itu. ( asal jangan mimpi buruk. Apalagi mimpi basah,.. ). Yang kongkrit aja deh contohnya. Mimpi terbesar kita hidup di dunia ini adalah hidup bahagia dan masuk syurga kan,..?. Mau itu orang baik atau bejat sekalipun. Pasti mereka menginginkan untuk hidup bahagia dan masuk syurga pada akhirnya nanti.
Itu impian bukan ya,..?
IMPIAN sama dengan CITA-CITA, MIMPI tidak sama denngan ANGAN-ANGAN
Garis batas antara mimpi dan angan-angan terlalu tipis, itulah yang membuat mimpi menjadi syubhat. Mimpi bersifat Realistis, tetapi angan-angan tidak terbangun dari Realitas. Mimpi adalah cara membangun Realitas sementara angan-angan adalah cara memanipulasi Realitas.
1. Banyak orang bermimpi, tapi tak berani untuk mewujudkannya.( ini sih namanya pengecut,..)
2. Ada juga orang yang takut bermimpi, apalagi akan punya keberanian untuk mewujudkannya,..?. ( yang ini nih,..orang yang gak punya nyali sama sekali,.. payah ).
3. Paling hebat nih,..orang yang berani bermimpi dan berani pula untuk mewujudkannya…( ini,.. baru pejuang sejati. )
Percuma juga kamu bermimpi indah dan bercita-cita setinggi langit kalau kamu sendiri tidak berani atau tidak mau mewujudkannya.
Ingat nih,..!!!
Hanya orang gila saja yang menginginkan sesuatu yang besar terjadi pada dirinya tanpa ia berani melakukan sesuatu yang besar pula.
Serah deh,..!!! mau di bilang gila, stress atau Pe-A sekalipun gak pha-pha,..
Yang penting,.. mimpi-mimpi indah ini semakin membuat nyenyak tidurku,..he..he..
Hal terbesar yang ku impikan dalam hidup adalah,..
- Menikah. Dan mempunyai keluarga yang Sakinah Mawaddah wa Rahmah.
- Mempunyai pendamping yang bisa membimbingku, mengimamiku, mengayomiku dengan cinta kasihnya sepenuh hati hingga syurgawi.
- Memiliki Rumah Cinta. Rumah dimana setiap orang yang memasukinya merasakan aman dan nyaman berada di dalamnya. Rumah yang sekaligus menjadi ladang jihad, ladang amal dan ibadahku bersama orang-orang yang kucintai.
- Bisa membahagiakan orang-orang yang terkasih dan tersayang.
- Ziarah Haramain bersama orang yang tercinta.
Dan untuk mewujudkan semuanya. Aku butuh seorang pendamping yang bisa menguatkan, mendukung serta membantuku untuk mewujudkan semua impian hidup ini. Bersama-sama berjuang di medan jihad fisabilillah.
Ya Allah,.. kirimkan satu untuk ku,..
Ini bukan ngarep,..tapi doa,..
sama saja bukan ,..?

Suka Vs Benci & Kebiasaan

E.Suka Vs Benci
Jika kamu ditanya mengenai hal apa yang paling kamu suka dan kamu benci, tentu jawabannya beragam bukan,..?. karena belum tentu kita akan menyukai semua hal yang ada di dunia ini. Ada hal-hal yang membuat kita suka atau merasa nyaman dan ada juga hal-hal yang membuat kita tidak merasa nyaman dalam tanda kutip “ yang kita benci “. Sebagai pegangan aja, : ( weis,.. ngomongnya udah seperti penyiar berita ,..!!! )
Jangan terlalu membenci sesuatu dan jangan terlalu menyukai sesuatu.
Benci dan sukalah sewajarnya saja. Karena engkaupun tidak pernah tahu kelak bahwa hal yang paling engkau benci justru yang paling engkau sukai dan sebaliknya. So,..carefully ok..!!.
Akupun demikian. Ada banyak hal yang tidak ku sukai dan ada banyak hal pula yang aku sukai. Di antaranya nih,..:
- Aku paling gak suka orang yang selalu mengasihani dirinya sendiri, merasa lemah dan tidak mau berbuat sesuatu untuk merubah keadaannya. Pendeknya yah,.. terlalu pasrah,..alias males,..!!!
- Aku gak suka kebohongan. Apalagi yang dilakukan terus-menerus. Bagiku orang yang suka berbohong adalah orang yang tidak percaya diri, dia hidup dalam kepalsuan yang ia banggakan.
- Aku lebih suka apa adanya, simple dan gak bikin ribet. Praktis gitu,..
- Aku benci ketidak pastian, sikap plin-plan itu menjengkelkan. Menggantungkan perasaan dan harapan seseorang adalah kesalahan. Keraguan itu berasal dari ketakutan, so,..belajarlah untuk berani mengambil sikap dan memutuskan sesuatu dengan cepat dan cermat.
Kebersamaan bagiku adalah bentuk rasa saling menyayangi, mengasihi dan mencintai. Aku merasa ada disaat aku bersama dengan orang-orang yang aku sayangi, kasihi dan ku cintai.

F. Kebiasaan
Barang siapa yang terbiasa atas sesuatu, maka iapun akan terbiasa hingga akhir waktu

Kalian setuju gak dengan ungkapan ini,..?
Bangeet…!!!
Nah,.. dengan keyakinan itulah, kedua orang tuaku dan orang tua asuhku selalu menerapkan dan mengajarkan kebiasaan-kebiasaan baik. Dengan harapan agar kelak gadis manisnya ini tumbuh menjadi gadis baik dan mandiri. ( idih,.. serius banget kalimatnya,..)
Makanya gak heran kalau sekarang kalian mendapatiku menjadi seorang gadis kemanisan yang mandiri, baik hati dan sedikit sombong…he..he..
Sejak kecil aku memang sudah terlatih untuk bisa menyelesaikan tugas dan kewajibanku sendiri dan sudah terdidik untuk hidup hemat dan apa adanya.
So,.. kebiasaan baik yang sejak dulu diajarkan masih ku pelihara sampai sekarang.
Percaya gak percaya,..ini bukan rukun iman.. UNDERSTAND …!!!
Namun belakangan ini,..aku menyadari kalau ada hal baik yang kini sering ku jalani. Sebut saja seperti; menulis, membaca, memasak en suka berbagi.. ( maksudnya bagi-bagi masalah..? )
Soalnya aku nyadar banget dengan usiaku yang sudah berkepala dua, aku harus berfikir dan berbuat sesuatu yang bisa menjadi kebiasaanku kelak hingga aku tutup usia,..
( kok kedengerannya serem banget ya,.. )
dan yang jelas semua ini kulakukan untuk mempersiapkan diri untuk bisa membahagiakan seseorang yang kelak berdiri di depanku dan mengimami tiap shalatku.
Tapi yang menjadi catatan terpenting disini adalah,..aku juga manusia tempatnya salah dan lupa. Dan bukankah manusia tak ada yang sempurna, karena begitulah kenyataannya.
Kalau bang Anis mengatakan:
”Kesempurnaan itu relatif. Ukuran kesempurnaan adalah batas maksimum dari kemampuan individu untuk berkembang. Maka bergerak untuk menuju kesempurnaan adalah bergerak maju menuju batas maksimum itu”
Lain lagi dengan kesempurnaan menurut Yusuf Qardawi;110:
”Kesempurnaan ukurannya tidak bersifat kuantitatif, namun bersifat psikologis yang dirasakan seseorang dari suatu proses maksimalisasi penggunaan potensi diri, dimana seseorang memasuki keadaan yang oleh Al-Qur’an disebut ’Menjelang Putus Asa’ ”
Yah,..kok jadi membahas kesempurnaan..gimana ini...
So,..like me too… ( Aku juga )..!!
Yang intinya di sini, aku juga tengah berusaha menggali dan menggunakan potensi diriku, dan terus bergerak maju menuju titik maksimum itu..iya itu tuh. Dengan cara menulis..
Setiap ada kebiasaan baik tentu adapula kebiasaan buruk, biar selaras dan seimbang gitchu…!!! Atau lebih kerennya,.. biar balance,..!!!
Ingat ya,..!!! ini daerah Rahasia, tidak untuk di publikasikan. Tapi sedikit bocoran deh buat kamu yang udah baca catatan buruk ini. Tapi tidak untuk di ikuti…OK?!
- Suka tidur pagi ( gak baik kan buat rizki dan kesehatan)
- Males mandi ( apalagi kalu udah musim dingin tiba )
- Males beres-beres ( kalau lagi datang betenya )
- Males nyuci ( jorok banget jadi cewek )
kamu-kamu pasti ngebayangin aku seperti gadis yang super duper jorok. Iya kan…? Gak segitunya lagi …
walau gak mandi aku tetap harum mewangi semerbak seeeetiap hari…
ha..ha..ha..yang ngomong begitu pasti orang yang memiliki riwayat penyakit pilek menahun…