Selasa, 29 Desember 2009

Bagaimana semestinya

H. Bagaimana semestinya
Kalau bicara bagaimana semestinya kita hidup di dunia ini, jawabannya simple aja,.. hiduplah sewajarnya orang hidup deh,..gak usah neko-neko.
Yang jadi anak berlakulah seperti anak, yang jadi ibu bersikaplah selayaknya seorang ibu, yang menjadi orang tua atau mertua berbuatlah sewajarnya orang tua, dan yang menjadi pemimpin, rakyat, pejabat, masyarakat disemua bidang profesi, hiduplah sewajarnya saja dan jangan biarkan hidup ini berlalu dengan sia-sia, manfaatkan dan isi dengan sesuatu yang fositif. Agar hidup menjadi lebih bermakna dan berharga, Gimana,..?

Jadikan hidupmu lebih hidup. Enjoy aja,..!!!
Suatu waktu pernah aku membaca sebuah cerita hikmah yang intinya seperti ini :
Seorang guru besar di sebuah perguruan tinggi ternama memberikan materi kuliah pada mahasiswanya. Ketika memasuki ruang kuliah professor itu tidak membawa secarik kertas pun, kemudian ia memerintahkan mahasiswanya untuk mengambilkanya sebuah ember, beberapa buah batu yang cukup besar di tambah kerikil-kerikil dan pasir. Setelah semuanya tersedia,sang professor meminta semua mahasiswanya untuk memperhatikan kegiatan yang ia lakukan di depan kelas. Kemudian sang professor memasukkan batu yang besar terlebih dahulu ke dalam ember itu kemudian disusul dengan kerikil baru kemudian ia memasukkan pasir. Setelah semua material dimasukkan ke dalam ember, professor meminta mahasiswanya untuk menganalisa makna yang tersirat dalam kegiatannya tadi.
Dan setiap mahasiswa tentu memiliki penilaian yang berbeda-beda tentang kegiatan yang dilakukan sang profesor tadi. Tapi tak satupun dari jawaban mereka yang memuaskan hati professor. Untuk menjawab rasa keingin tahuan mahasiswanya, sang guru besar akhirnya menjelaskan makna dari kegiatan yang dilakukannya tadi.
“yang pertama ku masukkan tadi adalah bebatuan yang besar disusul dengan kerikil kemudian pasir, ternyata ember kecil ini bisa menampung semuanya. Coba bayangkan bagaimana jadinya kalau yang pertama kali kumasukkan adalah pasir kemudian kerikil baru kemudian batu yang besar, apakah semua material ini bisa ditampung oleh ember kecil ini,..?” Tanya professor melihat mahasiswanya yang mulai memahaminya.
“ Jadi,..makna filosofinya disini yaitu, hidup manusia di ibaratkan seperti sebuah ember atau baki kosong ketika terlahir kedunia ini dan kita di berikan kebebasan untuk memilih cara hidup kita masing-masing, akankah kita mengisi hidup ini dengan hal-hal kecil atau sepele terlebih dahulu atau sebaliknya. Maka beruntunglah bagi orang yang memilih untuk mengisi hidupnya dengan hal-hal yang besar dan luar biasa terlebih dahulu, karena yakin saja niscaya hidupnya tidak akan sia-sia dan waktunya tidak terbuang percuma. Dan celakalah bagi mereka yang mengisi hidupnya dengan hal-hal kecil dan remeh, karena hidupnya penuh dengan kesia-siaan, sebelum ia melakukan hal yang besar dalam hidupnya ia telah mati duluan karena umur yang tidak cukup dan waktu terbuang dengan percuma.

Nah,..gak bangetkan kalau hidup hanya untuk melakukan hal remeh, sepele dan percuma yang gak ada gunanya….idiiih,.. ogah deh,…!!!.

Hidup ini sudah singkat
Maka
Jangan membuatnya menjadi lebih singkat lagi
Dengan sesuatu yang sia-sia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar